Saat seperti ini aku benci pada diriku sendiri. Saat seperti ini seorang aku hanya bisa mendekam seorang diri di dalam gelap kamar, bersembunyi di bawah selimut. Bersembunyi dari dunia, dari kenyataan, enggan memperlihatkan sisi terlemah diriku.
Jariku dengan bodohnya men-swipe layar smartphone ku, membuka gallery foto, memperlihatkan kenangan dan kisah yang selama ini terjalin dengan indah dan jauh dari kata pisah. Kata kita yang menjadi penghias tiap hari-hari hidup ku. Kebersamaan yang akan membuat semua pasangan di dunia iri melihatnya. Tapi semua itu telah berakhir tadi sore, saat kau ungkapkan bahwa tak ada lagi kita, bahwa ini adalah akhir cerita.
Air mata terus mengalir, aku tak tahu cara menghentikannya. Yang aku tahu adalah alasan kenapa Air mata ini tetap mengalir malam ini. Alasannya adalah aku masih mencintaimu, aku tidak siap kehilangan mu. Jariku tidak mampu menekan tombol "Delete" untuk semua enangan dalam ponselku. Ini yang aku takutkan, memori tentangmu yang akan selamanya tinggal dan menghantui benakku, meanggil air mata ku mengalir lagi.
Lebih dari itu, ada hal yang lebih lagi aku takutkan. Saat aku menderita karena tidak tahu bagaimana menghilangkan kenangan tentang mu, kau di sana tidak meninggalkan bekas seorang aku dalam hatimu. Melupakanku begitu saja.
#FF2in1