Mission
Teeeet..Teeeet..Teeeeeeet..Bel istrirahat
pertama berbunyi tepat pukul 09.00 pagi. Suasana kelas yang tadinya sepi
berubah ramai seketika. Murid-murid berhamburan keluar kelas untuk memanfaatkan
waktu istirahatnya. Tak terkecuali seorang anak laki-laki berambut sedikit
acak-acakan, bermuka ngantuk, dan berperawakan tidak terlalu tinggi. Ia bernama
Aska. Sebelum keluar kelas Aska memasang
earphone di kedua telinganya dan mencari lagu favoritnya di dalam HPnya. Tap, ia memilih lagu dari YUI-Green A.live.
kemudian ia mengambil roti dari dalam tasnya, beranjak dan keluar. Tempat yang ia
tuju saat istirahat berbeda dengan siswa-siswi lainnya, bukan ke kantin, bukan
ke perpustakaan atau bukan juga duduk-duduk di depan kelas. Melainkan ia
berjalan menuju tempat duduk yang melingkar bawah pohon rindang di pojok
sekolah. Tidak ada seorangpun di sana, bukan sebuah tempat favorit karena tempatnya terlalu jauh dari kantin.
Aska
duduk di bawah pohon itu, membuka roti dan memakannya. Terkadang ia menyanyikan
lagu yang ia dengarkan melalui earphonenya.
“hei..hei..bolehkah
aku duduk di sini?”
Seorang
anak perempuan tiba-tiba muncul di depan Aska yang sedang asik menikmati musik
sambil memejamkan mata dan bergumam menyanyikan lagu yang ddidengarnya.
“HA.!
Ah..umm..maaf..hehe..boleh duduk aja.” Jawab Aska sekenanya.
Aska
masih memperhatikan anak perempuan itu. Ia berrambut lurus panjang, cukup
tinggi untuk ukuran wanita, dan menurut Aska ia manis dan bersahaja. Tapi
disamping itu ada yang aneh. Ia seragam yang ia kenakan agak berbeda. Itu
seragam sekolah ini, tapi ada yang berbeda. Seragam baru mungkin. Sepertinya
juga ia anak pindahan, karena Aska tidak pernah melihatnya sebelumnya.
“Hei..”
anak Perempuan itu menyodorkan tangannya ke arah Aska.
“Aku
Greta.” Kata anak perempuan itu ketika Aska menjabat tangannya.
“Aku
Aska.” Balas Aska singkat, masih bingung dengan keberadaan Greta yang kini
duduk di dekatnya.
“Sedang apa disini?” Tanya Greta terlihat hendak
memulai percakapan.
“Sedang
istirahat. Aku sudah biasa duduk di sini kalau istirahat.”
“Kenapa
di sini?”
“Karena
aku suka di sini, sepi, gak ada yang ganggu.”
“Bukannya
berkumpul atau makan bareng teman-teman lebih asik?” Tanya Greta lagi.
“Aku..aku..tidak
suka ramai..” Jawab Aska sambil memalingkan mukanya.
“Ah..aku
tau!! Kamu gak punya teman kan? Hahaha..”
“Berisik.!!
Aku punya.!!” Jawab Aska sedikit emosi.
“Hahaha,
Oke..oke aku percaya kamu punya.” Kata Greta sambil tersenyum menenangkan Aska.
“Kamu
ngapain di sini?” Tanya Aska, masih ada sedikit nada emosi.
“Emm..Aku..Aku
mau bertemu seseorang di sini, aku udah janji mau bertemu seseorang di sini.”
“Oh,
gitu..” Aska menanggapi. Setelah itu Aska memasang kembali earphonenya, menyandarkan
diri di kursi dan menengadahkan kepalanya kembali menikmati musik.
“Aska..Aska!
boleh tanya gak?” Tanya Greta sambil menarik satu earphone Aska karena Aska
tidak mendengarnya.
“Ugh,
kalau mau tanya tinggal tanya kan.” Jawab Aska agak kesal.
“Kalau
menurut kamu, hidup itu apa?” Pertanyaan
yang aneh menurut Aska.
“Ha?
Hidup?”
“iya
Hidup”
“Hidup
ya hidup..Seseorang lahir, tumbuh besar, kerja, tua dan akhirnya mati.”
“Hahaha,
gitu ya? Kalau besok kamu tahu kamu bakal mati..apa yang akan kamu lakukan
untuk hidup sebelum kamu mati besok?
“Hee?
Pertanyaan mu aneh.”
“Jawab
aja..”
“Apa
ya? Mungkin berkumpul sama keluarga, minta maaf sama orang-orang, biar masuk
surga.” Jawab Aska asal.
“Oh
gitu ya.” Greta menanggapi dan tersenyum.
“Kok
senyum? Jawaban ku aneh ya..hahaha”
“Gak
kok..tapi menurutku hidup itu adalah sebuah misi.”
“Ha?
Misi?”
“Ya, misi..aku
percaya bahwa manusia ada di dunia ada alasannya, ia tidak lahir untuk sekedar
lahir, tumbuh, kerja, tua dan mati. Tapi dalam pasti ada yang harus ia lakukan
dalam hidupnya, sebuah misi yang hanya dia yang bisa melakukannya. Lihat saja,
di sekitar manusia yang lahir pasti ada manusia lain, ada hewan, ada tumbuhan
atau bisa kita sebut alam. Seseorang yang benar-benar hidup adalah orang yang
menemukan misinya di antara itu semua dan menyelesaikannya..itu menurutku.” Greta
menjelaskan sambil membuat tanda X di tanah, di dekat ia duduk, dengan ranting
pohon yang terjatuh disekitar situ. Aska juga melihat kosong ke tanah yang
dicoret-coret oleh Greta selama mendengarkan penjelasan Greta.
“Contohnya?”
“Umm,
contohnya pohon ini..mungkin saja seseorang menyadari bahwa salah satu misi
hidupnya adalah untuk menanam pohon ini agar sekolah ini lebih rindang.”
“Simpel
amat berarti hidupnya?”
“Kan
salah satu. Contoh lain, seseorang yang misi hidupnya untuk berguna bagi orang
lain dan ia memilih menjadi guru untuk menyelesaikan misi itu.”
“Hmm..gitu
ya..”
Teeeet Teeeet.. Bel masuk berbunyi.
Pertanda istirahat pertama telah berakhir.
“Hmmh,
udahan yuk, kita harus masuk kelas, kamu kelas mana?”
“Emm
iya, kamu duluan aja aku mau di sini dulu, orang yang aku tunggu belum datang.
Aku anak kelas 2-B.”
“Oh, ya udah..ak masuk duluan.” Kata Aska yang
setelah itu berjalan menuju kelasnya.
---------------
Pelajaran
selanjutnya adalah pelajaran Biologi oleh Pak Aldo. Pelajaran berjalan seperti
biasa. Pak Aldo menerangkan tentang materi biologi dan selanjutnya Pak Aldo
berbicara tentang gerakan penghijauan
selama 15 menityang menjadi ciri khas pelajarannya. Maklum saja Pak Aldo
merupakan orang yang aktif dalam gerakan penghijauan. Dan Aska hanya
memperhatikan selama 15 menit terakhir itu, entah mengapa Aska tertarik dengan
dunia itu.
---------------
Teeeet..Teeeet..Teeeeeeet..Bel
istrirahat pertama berbunyi tepat pukul 11.00 siang. Menandakan istirahat ke-2
dimulai. Seperti biasa dengan earphonenya Aska menuju ke tempat duduk melingkar
di bawah pohon. Nampaknya kali ini Greta tidak muncul. Mungkin dia sudah ketemu
dengan orang yang ia tunggu tadi.
Tidak
lama kemudian datanglah seseorang, ia adalah pak Aldo. Pak Aldo datang membawa
skop. Mau apa Pak Aldo? Tanya Aska dalam Hati.
“Eh, Aska..sedang
apa?” tanya pak Aldo
“Sedang
Istirahat lah Pak, Bapak sendiri?” Jawab Aska sekenanya.
“Oh..Aku
lagi cari sesuatu..Aska, bisa minggir sebentar?”
“Ah..bisa
Pak.” Aska bergeser, sekarang ia duduk di temapat Greta duduk tadi. Dan melihat
Pak Aldo mulai menggali dengan skopnya di sekitar Aska duduk tadi.
“Aska..Menurut
kamu Hidup itu apa?” Tanya Pak Aldo tiba-tiba.
“Ha?
Hidup? Perasaan hari ini banyak yg tanya tentang hidup..”
“Hahaha,
kebetulan sekali ya..terus apa jawabanmu?”
“Menurut
saya sih Hidup ya hidup..Seseorang lahir, tumbuh besar, kerja, tua dan akhirnya
mati, tapi orang yang ngobrol sama saya bilang kalau hidup itu adalah Misi”
“Ha..Misi?”
Pak Aldo tiba2 berhenti menggali dan memandang Aska.
Lalu Aska
mengulangi lagi kata-kata Greta dan menjelaskannya kepada Pak Aldo. Pak Aldo
terlihat kaget, heran, atau takjub, Aska mencoba menerka ekspresi Pak Aldo.
“Kenapa
Pak? Kok kayak kaget gitu? Gak nyangka ya saya bisa ngomong gitu? Hahaha..”
“Enggak,
dulu teman saya juga pernah ada yang berbicara seperti itu..” kata Pak Aldo.
“Oooh..berarti
banyak ya yg berpandangan sama tentang hidup.”
“Ya,
Teman saya itu dulu sekolah di sini, sekelas dengan saya. Dia bilang kalau misi
hidupnya akan membuat Dunia ini Hijau kembali.
Dan ia mulai dari sekolah ini. Dulu sekolah ini gersang lho, tapi gara2 teman
ku yang ketua klub Biologi itu usul ke kepala sekolah untuk melakukan gerakan
menanam pohon, sekolah ini bisa rindang seperti sekarang. Katanya, mulai dari
sekolah ini, dan selanjutnya ke seluruh Dunia. Misi yang luar biasa menurutku.”
“Oooh..ya.ya..bener
juga kata Greta..” kata Aska pelan.
“Siapa?
Greta?”
“iya
Greta, tadi siswi yang ngobrol sama saya Pak. Sepertinya dia anak baru. Soalnya
dia pake seragam model Baru.” Jelas Aska.
“Nama
temanku yg aku ceritakan tadi juga Greta namanya, kebetulan sekali ya..” kata
Pak Aldo, tapi tersimpan penasaran di mukanya.
“Wah
kebetulan banget ya..tadi anaknya di sini, katanya nunggu orang Pak. Tuh tadi
dia coret2 tanah di situ.”
“Ah.!!
Aska bisa minggir lagi?!” Kata Pak Aldo semangat, seperti teringat sesuatu.
“Ya
Pak.,.”
Kemudian
Pak Aldo menggali di tanda X yang tadi ditinggalkan Greta, dan tidak lama
kemudian..Duk.. Skop membentur
sesuatu. Ternya ta sebuah kotak Plastik. Dengan tidak sabar Pak Aldo mengambil
dan membukanya. Dan isinya adalah sebuah buku catatan bersampul cokelat. Di
depannya bernama Aldo.
“Itu
buku bapak?”
“iya,
ini buku ku yang dipinjam oleh Greta. Katanya akan mengembalikan Catatanku ini
setelah pohon yang kami tanam ini sudah besar. 15 tahun katanya..dan itu tepat
hari ini. Tapi sayang, Greta sudah lebih dulu dipanggil Yang Kuasa.”
“Greta..Aku
akan melanjutkan Misimu..aku sudah menanam banyak Pohon di luar sana.” Pak Dodi
mengakhiri dengan melihat ke pohon rindang yang dulu ditanamnya bersama.
Kemudian
Pak Dodi membuka Buku itu. Kemudian tersenyum kepada Aska.
“Buat
kamu.” Pak Dodi memberikan Buku itu ke Aska. Kemudian pergi.
Aska
menerimanya dengan diam. Bingung apa yang sebenarnya terjadi. Aska pun membuka buku itu. Membolak-balik
halamannya dan kemudian ia menemukan sebuah kalimat:
“Hidup itu Misi. Aku sudah berusaha menyelesaikan
Misiku. Bagaimana dengan Misimu?
Greta
Di
Bawahnya ada sebuah foto, laki-laki dan perempuan, memakai seragam sekolah ini.
Yang satu Pak Aldo, Aska yakin itu. Dan di sebelahnya. . . Hati Aska langsung
mencelos begitu sadar yang di foto tersebut adalah Greta..ya, Greta yang
ngobrol dengannya tadi. Dan sejak malam
itu Aska merubah pandangannya tentang arti Hidup. Yang harus dilakukannya
sekarang adalah mencari jalan ke
Misi hidupnya dan menyelesaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar